Pengembara yang telah mengarungi berpuluh abad rahasia kehidupan, berkisah kepadaku bahwa bagi perjalanan manusia disediakan tiga kendaraan cinta.
Ialah kepedihan hidup. Jiwa yang disakiti, keterpenjaraan, luka yang berurai-urai air mata .
Kemudian kejayaan, rasa riang gembira yang berbinar-binar, ketermanjaan, pesta dan tertawa yang penuh hiasan .
Atau, sunyi . Sunyi yang teramat diam. Yang menjaga jarak diantara dua lainnya.
Pengembara itu berkata –Naiklah salah satunya, engkau akan tiba di puncak mabuk cinta, di ufuk segala jenis pengetahuan, atau di kesejatian rasa bahagia. Ketiga itu sama.
Ketika ia bertanya –Engkau pilih yang mana? Ku jawab –Tentu yang kedua!
Pengembara itu tertawa terkekeh-kekeh sambil berkata –Betapa tololnya! Dan sebelum kubuka mulut untuk mempertanyakan pernyataannya, ia telah meneruskan kalimatnya –Tapi jangan pilih yang pertama! Para malaikat tak begitu kerasan menemani orang-orang yang angkuh! (Emha, 1998)
0 comments:
Tulis komentar Anda di sini ... !